
Metode rapid test tidak membutuhkan sarana pemeriksaan laboratorium pada bio security level 2, di mana tes ini bisa dilaksanakan di hampir seluruh RS di Indonesia.
Instruksi Presiden Joko Widodo dalam pelaksanaan rapid test virus corona untuk mendeteksi Covid-19 secara massal di Indonesia perlu segera di tindaklanjuti. Sebab melalui rapid test diharapkan bisa melakukan deteksi dini indikasi awal seseorang menderita Covid-19.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait rapid test sebagaimana disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKln), Prof. DR. Dr. Aryati, MS, Sp.PK(K). Ia mengingatkan, perlu ada kewaspadaan dan ketelitian dan kewaspadaan terhadap tes yang dilakukan. Hal ini karena rapid test ada potensi memunculkan hasil negatif palsu atau hasil positif palsu.
Hasil positif palsu atau false positive bisa muncul karena adanya infeksi virus corona jenis lain di masa lalu sehingga antibodi yang pernah timbul bisa saja terdeteksi. Selain itu adanya kemungkinan cross reactive atau reaksi silang dengan jenis corona yang lain atau jenis virus yang memiliki kemiripan, bisa menimbulkan adanya false positive. Ia mencontohkan, hal itu terjadi di Singapura. Ada dua kasus diduga demam berdarah, ternyata Covid-19.
Jadi jika hasil tes dengan rapid test hasilnya positif, maka sebaiknya dikonfirmasi kembali dengan tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Perlu untuk dilakukan pengambilan sampel ulang 7 hari kemudian dari hari pertama tadi. Misal batuk, diperiksa negatif, jangan senang dulu. Cek lagi hari ke-12. Kalau dicek lagi positif, berarti ya positif.Pelaksanaan tes menggunakan rapid test secara massal, lanjut Aryati, bisa dilakukan jika bertujuan melihat paparan virus.
Sebagaimana dilansir dari situs resmi Universitas Oxford, salah satu pimpinan dari para peneliti di Departemen Ilmu Teknik Universitas Oxford dan Pusat Penelitian Lanjut Oxford (OSCAR), Prof Wei Huang mengungkapkan, rapid test merupakan metode tes baru yang dapat mendeteksi virus secara khusus dan dapat mengenali fragmen RNA dan RNA SARS-CoV-2 atau Covid-19.
Metode rapid test tidak membutuhkan sarana pemeriksaan laboratorium pada bio security level 2, di mana tes ini bisa dilaksanakan di hampir seluruh RS di Indonesia. Selain itu Dalam penelitian baru, ada keunggulan dan ada kelemahan dari suatu proses. Rapid test disebut membutuhkan reaksi dari imunoglobin pasien yang terinfeksi virus corona, paling tidak seminggu. Sebab, jika pasien belum terinfeksi atau terinfeksi selama kurang dari seminggu, kemungkinan bacaan imunoglobinnya akan negatif.
Form Komentar