Apple is Back, Kembalinya Si Raja Inovasi Teknologi
Apple is Back, Kembalinya Si Raja Inovasi Teknologi

Apple Inc. menjadi perusahaan publik AS pertama bernilai lebih dari satu triliun dolar AS.



Ditengah gejala resesi global dan ancaman atas wabah virus Corona saat ini, ada berita fantastic dalam bursa saham global, yaitu meroketnya harga saham Apple. Selama 12 bulan terakhir, saham Apple nilainya meroket 103%, dan selama Januari 2020 saja nilainya sudah meningkat 7%. Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street bergerak lebih tinggi pada yang ditengarai disebabkan kenaikan saham teknologi dan industri yang salah satunya adalah saham Aplle.

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Trump memprediksi bahwa Apple akan lambat laun hilang dari persaingan global. Hal ini pernah disampaikan oleh Donald Trump, dimana Donald Trump sebelum menjabat sebagai Presiden AS mencemooh Apple karena layar Iphone yang tidak pernah berubah hingga melego semua saham Apple miliknya. Cemoohan Trump itu terkait ukuran layar iPhone yang menurutnya terlalu kecil jika dibandingkan ponsel Android, utamanya Samsung. Trump bahkan menyebut keputusan Apple yang hanya menawarkan ponsel dengan layar kecil itu sebagai keputusan bodoh. Tindakan Trump dalam menjual saham tentu saja adalah keputusan yang tidak baik dan hanya berguna untuk jangka pendek saja. Faktanya sejak pernyataan Trump tersebut sampai saat ini, nilai saham Apple sudah meningkat sebesar 356%. Beberapa bulan setelah kicauan itu, Apple menelurkan iPhone seri Plus yang punya layar lebih besar, yaitu iPhone 6.

Yang menjadi pertanyaan adalah apa penyebab Saham Apple bisa naik dengan presentasi yang sangat fantastic? Indikasi utama adalah bahwa kinerja yang ditunjukkan oleh kenaikan profit hingga penjualan yang sangat fantastic dalam setiap peluncuran Iphone baru yang mana mampu mencetak kenaikan profit naik rata rata 12 persen hingga volume penjualan unit yang naik fantastic. Pada kuartal IV-2019 penjualan Apple mencapai USD55,96 miliar mengalahkan perkiraan analis USD51,6 miliar dan penjualan tahun sebelumnya USD52 miliar. Hal ini juga sekaligus menghentikan tren penurunan penjualan utama selama setahun untuk produk perangkat keras Apple yang paling laris.

Selain itu Apple juga telah berhasil memperoleh peningkatan pendapatan dari meningkatnya jumlah pundi pundi uang yang dihasilkannya dalam menjual konten dan juga layanan digital kepada orang-orang yang menggunakan perangkat populernya itu. Langkah ini dilihat oleh beberapa pakar sebagai upaya untuk meyakinkan investor bahwa kekayaan perusahaan tidak semata-mata mengandalkan penjualan iPhone, yang merupakan penggerak pendapatan utamanya. Sebanyak 61 persen pendapatan Apple pada umumnya berasal dari luar Amerika Serikat. Namun, pendapatan di pasar China yang cenderung mengalami penurunan, sebagai dampak atas persaingan. Hingga saat ini Apple Inc. menjadi perusahaan publik AS pertama bernilai lebih dari satu triliun dolar AS. Prestasi ini berkat kehadiran iPhone yang mengubahnya dari pemain produk komputer pribadi menjadi kekuatan besar global yang mencakup hiburan dan komunikasi.

Di Tengah Tekanan Virus Korona saat ini, Wall Street Rebound Berkat Saham Apple. Hal ini tentu bertolak belakang dengan saham di Cina yang ditutup oleh karena kasus virus corona. Hingga saat ini, angka pendapatan yang didapat oleh Apple diperkirakan mencapai USD91,8 miliar atau setara Rp1.251,33 triliun (USD1 setara Rp13.631). Selain itu para analis juga memperkirakan laba bersih Apple hanya sekitar USD88,5 miliar atau setara Rp1.206,34 triliun.

Tidak berlebihan jika kinerja yang positif ini pun direspon dengan hangat oleh pelaku pasar. Alhasil, saham Apple Inc di Wall Street juga mengalami penguatan sebesar 2,83% pada akhir perdagangan. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Apple is Back dan telah kembali kemasa kejayaan ketika awal berdirinya. Salah satu faktor moncernya kinerja Apple ini tidak terlepas dari melonjaknya penjualan perangkat wearables seperti headphone nirkable dan AirPods. Laris manisnya produk ini bahkan membuat pihak Apple kehabisan stock perangkan wearables ini.

Tags:
Ir.Lindur Siburian, ANZIIF, AAAIK

Penulis: Ir.Lindur Siburian, ANZIIF, AAAIK

CEO & Managing Partner Berasuransi.com

RISK MANAGEMENT & FINANCIAL Consultant, Founder of Knowledge Center
Graduated from Statistical Science, IPB, Post Graduated UI, working experience in Marketing Research Consultant, Banking, General Insurance,  Insurance Consulting and many area of Financial and Economic sector.


Iklan Tengah Detail Foto Berita 665x140px

Berita Terkait

Form Komentar



Masukan 6 kode diatas :

huruf tidak ke baca? klik disini refresh


Komentar Via Facebook



Profil Berasuransi

Berasuransi.com didirikan pada tanggal 20 Oktber 2018 oleh tim ahli yang tergabung dalam Asosiasi Ahli Asuransi Indonesia(A3I) dan dibawah pengawasan  Badan Otoritas Jasa Keuangan di Indonesi.  Kelompok ini mendirikan lembaga ini sebagai [read more...]

Facebook

Twitter

Contact Us

Asuransi Mobil

Asuransi Motor

Asuransi Property

Asuransi Usaha

Asuransi Travel

Asuransi Bonding

Asuransi Konstruksi